Minggu, 24 Agustus 2025

 

 

80 TAHUN DIRGAHAYU INDONESIA

17 Agustus 1945 – 17 Agustus 2025

“MERDEKA atau MATI”

Oleh : M. Aunun El Ma'ruf

 

Ikan hidup dan mencintai air tetapi air merebusnya

Daun setia pada angin tetapi angin menggugurkannya

Manusia menggantungkan hidupnya pada tanah tetapi tanah menguburkannya

Duh...kejamnya duniaku...!

Dunia kejam?

Sadarlah,,,

Bukan air yang merebus ikan tetapi api yang mendidihkan air

Bukan angin yang menggugurkan daurn tetapi musim yang menggugurkannya

Bukan tanah yang menguburkan manusia tetapi kematian yang menjemputnya

Kita sering menyalahkan yang terlihat tanpa menyadari akar dari segalanya

Tak ada akar yang tanpak menjulang tinggi di permukaan tetapi selalu terpendam

Semakin akar terpendam menghunjam ke dalam tanah kehidupan semakin kokoh

Bahkan kita sering menyalahkan takdir tanpa menyadari bahwa yang terjadi adalah konsekwensi atas pilihan kita sendiri

Sadarlah...

Lihatlah semua sesuatu lebih dalam dan pahami lebih luas bukan dunia yang kejam tetapi jangkauan akal pikiran dan pemahaman kita yang terbatas

Sadarlah...

Jangan persulit hidup kita dengan menyalahkan keadaan karena waktu semakin singkat umur semakin berkurang dan ajal semakin mendekat

Sibukkan diri kita menjadi sosok yang lebih baik bukan merasa lebih baik

Dalam mengisi kemerdekaan Indonesia kita terinta

 

اللهم اجعل هذا البلد آمناً رخاء سخاء مطمئناً وارزق أهله مِنَ الثَّمَرَاتِ

 

 

 

KEBENARAN BARU LAHIR DARI SEBUAH MEDIA SOSIAL

Oleh : M. Aunun El Ma’ruf 

 

 

B ak burung terbang mengepak-ngepak sayapnya di atas angkasa

I ngin menelisik dan menguasai dunia seisinya

J ari jemarinya siap menerkam mangsanya nan indah mempesona

A lam yang bebas dan luas dalam fatamorgana dunia maya

K ebenaran baru telah lahir dari sebuah framing di media massa

 

B ijak dalam bermedia sosial adalah sebuah keniscayaan

E ntah apa yang akan menimpa dunia pendidikan, keimanan dan keislaman

R esiko apa ku tak peduli, rajin belajar dan ridla Allah lah yang kuharapkan

 

M anusia tengil bak binatang jalang nan hidup di persimpangan jalan kota

E ntah harus bagaimana cara mengintepretasikan diri dalam berbagai cerita

D i alam rimba hidup tak ada koloni, sepi... pun tak ada harmonika apalagi asa

I tulah... sebuah ironi kehidupan generasi alpha sebagai tumpuan harapan bangsa

A pakah aku generasi tengil yang lahir dari sebuah media massa

 

S osial media sebagai wadah bagi generasi alpha telah begitu cepat melampaui waktu

O rang kebanyakan telah melalaikan hidup untuk apa, melainkan hedonisme melulu

S aat-saat indah ketika bersosial media, keimananlah yang harus kuhunjamkan dalam lubuk 

   hatiku

I mpianku adalah milikku, ku tak biarkan orang lain menentukan nasibku

A ku kan gapai citaku tak pandang hiruk pikuknya kebenaran baru yang mengharu biru

L ike dan share bukanlah tujuan utama dalam hidupku, melainkan ridlo Rabku...