KHALIFAH ALI BIN ABI THALIB
1.
Ali bin Abi Thalib
lahir di Mekah pada tahun 602 M.
2.
Ayahnya bernama AbuThalib
bin Abdul Muttalib, paman (kakak kandung ayah ) Nabi Muhammad SAW. dari suku
Quraisy.
3.
Ibunya bernama Fatimah
binti As’ad bin Hasyim in AbdulManaf.
4.
Nama lahir Ali
adalah Haidarah oleh ibunya. Dan kemudian diganti pleh ayahnya dengan
nama Ali.
5.
Ali bin Abi Thalib
diambil anak asuh oleh Nabi Muhammad pada usia 6 tahun. Pada saat Nabi diangkat
sebagai Rasul, ia berusia 8 tahun.
6.
Ali bin Abi Thalib
menerima Islam setelah Khadijah bintiKhuwailid (istri Nabi Muhammad)
7.
Nenek moyang Ali bin Abi
Thalib bersatu dengan nasab Nabi Muhammad pada kakeknya Abdul Muttalib.
8.
Sifat-sifat Ali bin Abi
Thalib sejak kecil; sebagai anak yang cerdas, pemberani, arif, terpelajar
dan sederhana dalam hidupnya baik sebelum maupun sesudah menjadi khalifah.
9.
Pada saat Nabi hijrah ke
Madinah bersama Abu Bakar, Ali bin Abi Thalib menggantikannya tidur di
kamar tidur Nabi Mammad biar dikira Nabi. Oleh karena itu Ali bin AbiThaib
menjadi fida (tebusan) bagi Nabi, karena sangat beresiko.
10.
Ali bin Abi Thalib
adalah salah satu menantu Nabi Muhammad, karena putrinya yaitu; Fatimah menjdi
istrnya. Ia menikah setahun setelah hijrah dalam usia 20 tahun
dan Fatimah 15 tahun.
11.
Ali bin Abi Thalib adalah
panglima perang yang gagah berani. Nabi mewariskan sebilah pedang yang bernama Zul
Faqar kepadanya.
12.
Ali bin Abi Thalib
merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad yang sangat cerdas da menguasai
banyak ilmu pengetahuan agama. Ia juga banyak menyaksikan Nabi menerima wahyu.
Nabi pernah bersabda “ Aku adalah kota ilmu sedangkan Ali adalah pintu
gerbangya”. Oleh karenanya ia diposisikan sebagai Qadli (orang yang memutus
perkara) atau mufti (orang yang memberi fatwa).
13.
Pada masa kekhalifahan Umar
bin Khattab, Ali bin Abi Thalib termasuk anggota majlis syura bersama
dengan Usman bin Affan, Talhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awam, Sa’ad bin Abi
Waqqas, dan Abdurrohman bin Auf. Majlis ini kemudian memilih Usman bin Affan
menjadi kahlifah.
14.
Ali bin Abi Thalib
diangkat oleh Ahlusy syura dan para sahabat besar lainnya menjadi
khalifah pada tanggal 25 Zul Hijjah 33 H di Masjid Madinah, dalam usia 53 tahun
dan memerintah selama 4 tahun.
15.
Pada saat terjadi peristiwa
fitnah pada masa pemerintahan Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib banyak
mengkritiknya karena ia terlalu memperhatikan kepentingan keluarga.
16.
Perjuangan/jasa Ali bin
Abi Thalib :
a.
Mengganti para pejabat yang
diangkat oleh Usman bin Affan
b.
Mengambil kembali tanah
negara yang telah dibagikan Usmanbin Affan kepada kerabatnya tanpa tujuan yang
jelas;
c.
Memberikan tunjangan kepada
kaum muslimin dari Baitul mal;
d.
Mengatur urusan
pemerintahan ;
e.
memindahkan pusat pemerintahan
dari Madinah ke Kufah.
17.
Peristiwa pemberontakan
pada masa Ali bin Abi Thalib :
a.
Pemberontakan Talhah,
Zubair dan Aisyah / perang Jamal (36 H/656 M).
1)
Talhah bin Ubaidillah
adalah sahabat tertua Nabi Muhammad. Zubair bin Awwam adalah kerabat Usman dan
menjadi menantu Abu Bakar karena menikah dengan putrinya, Asma (saudara Aisyah)
2)
Pemberontakan terjadi
karena tuntutan mereka agar Ali bin Abi Thalib menuntut balas atas
turbunuhnya Usmanbin Affan tidak dikabulkan. Dan mereka mencabut baiatnya
terhadap pengangkatan Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah dan kemudian
pergi ke Basrah untuk memeproleh dukungan.
3)
Gubernur Basra (Usman bin
Hanif) ditawan oleh pemberontak.
4)
Peperangan ini dinamakan
perang Jamal karena Aisyah mengendarai unta.
5)
Peperangan ini dapat
dipatahkan oleh Ali. Dalam peperangan ini alhah, Zubair dan 20.000 orang
Islam lainnya terbunuh, sedangkan Aisyah dikembalikan ke Madinah dengan
ditemani oleh saudaranya, Muhammad bin Abi Bakar As Siddiq, dengan tetap
dihormati sebagai Ummul mukminin.
b.
Pemberontakan Muawiyah bin
Abi Sufyan / perang Siffin (37 H/657 M).
1)
Sejak awal Muawiyah tidak
mengakui kekhalifahan Ali bin Abi Talib, karena mereka menganggap Ali
bersenkongkol dengan pemberontak dalam pembunuhan Usman bin Affan.
2)
Ali bin Abi Talib meminta
Muawiyah mundur dari jabatan Gubernur (Syiria), tetapi ditolaknya.
3)
Perang ini dikenal dengan
perang Siffin.
4)
Pasukan Muawiyah yang
hampir kalah, mereka meminta perjanjian damai (tahkim atau arbitrase).
Peristiwa ini dkenal dengan Tahkim Daumatul Jandal. Pihak Muawiyah
diwakili oleh Amr bin As dan pihak Ali diwakili oleh Abu Musa Al
Asy’ari.
5)
Isi perjanjian Tahkim
Daumatul Jandal:
Ø
Muawiyah dan Ali,
masing-masing meletakkan jabatannya.
Ø
Urusan kekhalifahan
diserahkan kepada kaum muslimin untuk memilih khalifah yang baru.
6)
Dalam jumpa pers (untuk
mengumumkan hasil kesepakatan tahkim), Amr bin As meminta Abu Musa untuk
menyampaikan terlebih dahulu. Namun Amr bin As tidak menyampaikan hasil
kesepakatan tahkim, melainkan menyatakan bahwa Muawiyah sebaai khalifah
untuk menggantikan Ali.
7)
Akibat kecurangan pihak
Muawiyah yang diwakili oleh Amr bin As, pasukan Ali pecah menjadi dua,
yaitu pendukung setia Ali (yang dikenal dengan Syi’ah) dan yang
memisahkan diri (yang dikenl dengan khawarij).
c.
Pemberontakan kaum Khawaij /
perang Nahrawan (38 H/658 M).
1)
Kaum Khawarij adalah kaum
yang kecewa atas perjanjian damai antara Ali bin Abi Talib dengan pihak
Muawiyah.
2)
Kaum Khawarij dipimpin oleh
Syibi bin Rubi At Tamimi sebagai panglima perang dan Abdullah bin Wahab Ar
Rasibi sebgai pemimpin keagamaan.
3)
Pusat perjuangannya di
Harurah, dekat Kufah.
4)
Target mereka adalah
mengempur pihak-pihak yang mendukung tahkim dan membunuh tokoh-tokoh
mereka ( Ali bn Abi Talib,
Muawiyah bin abi Sufyan, Amru bin As dan Abu Musa Al Asy’ari).
5)
Perang ini dikenal dengan
perang Nahrawan.
6)
Kaum Khawarij dapat
dilakahkan oleh pasukan Ali dan Abdullah bin wahhab terbunuh.
18.
Kekalahan kaum Khawarij, membuat
mereka semakin dendam. Mereka merencanakan akan membunuh orang-orang yang
dianggap menyebabkan umat Islam pecah, yaitu;
a.
Ali bin Abi Thalib
(Kufah) diserahkan kepada Abdurrahman bin Muljam,
b.
Muawiyah bin Abi Sufyan
(Damaskus) diserahkan kepada Barak bin Abdillah At Tamimi, dan
c.
Amr bin As (Mesir) yang
diserahkan kepada Amr bin Bakar At Tamimi.
19.
Mereka gagal, kecuali
Abdurrahman bin Muljam yang berhasil membunuh Ali bin Abi Thalib.
20.
Pada tahun 658 M Amru Ibn
As, menaklukkan Mesir yang dipimpin oleh Abdullah bin Abi Sarah), sehingga
membuat kekuasaan Muawiyah semakin luas.
21.
Ali bin Abi Thalib
meninggal pada bulan Ramadlan 40 H / 661 M, karena dibunuh oleh Abdurrohman ibn
Muljam, dalam usia 60 tahun dan menjabat sebagai khalifah selama 4 tahun.
22.
Ali bin Abi Talib adalah khalifah terakhir dari Khulafaurasyidin.
23.
Masa Khulafaurrasyidin adalah
masa kegemilangan Islam.
24.
Sepeninggal Ali bin Abi
Thalib, Islam dipimpin oleh Hasan dan Husain (keduanya putra Ali bin Abi
Thalib), namun tak berapa lama dikalahkan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan hingga
berdirinya dinasti Umayyah yang dipimpin oleh Muawiyah bin Abi Sufyan pada
tahun 662 M.